Kamis, 11 Maret 2010

JARAK BUMI DENGAN LANGIT??? BERDASARKAN HADITS-HADITS SHAHIH

Niko Riauwanto JARAK BUMI DENGAN LANGIT???
BERDASARKAN HADITS-HADITS SHAHIH

Sudah menjadi opini umum yang selalu diajarkan di kurikulum pendidikan (terutama di Indonesia), bahwa jagat raya itu tanpa batas karena di samping tata surya-tata surya lainnya yang belum diketemukan, juga masih ada galaksi-galaksi lainnya selain Bima Sakti yang diklaim sebagai tatasurya matahari.
Mereka mengklaim jarak antara bumi dan matahari sejauh 150 juta km, sedangkan mereka menganggap matahari merupakan bintang terdekat. Lalu disebutkan bintang Alpha Century merupakan bintang terdekat setelah matahari, yang diklaim berjarak 4,35 tahun cahaya, dengan pengertian 270.000 kali jarak bumi ke matahari.
Subhanallah, kalau memang benar pendapat mereka, lalu dimana letak langit dunia? Karena hadits shahih menyatakan jarak langit dan bumi 500 tahun perjalanan unta, jika dihitung sebesar 9 juta km, dan jarak bumi dengan langit ke tujuh sejauh 126 juta km.
Kalau memang jarak bumi dan matahari 150 juta km dari pendapat mereka itu, apakah matahari itu terletak di atas langit ke tujuh? Bagaimana juga letak Alpha Century yang jaraknya lebih dahsyat lagi?
La haulawala quwwata illa billah.
Juga perhatikan mereka menyatakan matahari (bersama planetnya, termasuk bumi) bergerak dengan kecepatan 720.000 km/jam, yang berrti dalam sehari bergerak sejauh 17.280.000 km. Kalau begitu, sudah sampai dunia mana seharusnya kita sekarang???

Sekarang mari kita merujuk pada dalil-dalil shahih mengenai jarak bumi dan langit, jarak antara satu langit dengan langit lainnya, serta ketebalan tiap langit hingga Arsy.
Dari Abdullah bin Mas’ud Radliyallaahu 'anhu:”Antara langit dengan langit yang setelahnya adalah lima ratus tahun perjalanan, dan jarak langit dengan bumi adalah lima ratus tahun perjalanan, antara langit ke tujuh dengan kursi adalah perjalanan lima ratus tahun perjalanan, antara kursi dengan air adalah perjalanan lima ratus tahun, dan Arsy berada di atas air dan Allah berada di atas Arsy, tidak ada satupun dari amal perbuatan kalian tersamar atas-Nya.”[HR. Darimi, Ibnu Khuzaimah, Thabrani, Baihaqi]. Dishahihkan oleh Ibnu Qoyim, adz-Dzahabi, Syaikh ad-Duwaisy menurut syarat Muslim.

“Antara langit dengan bumi adalah lima ratus perjalanan dan tebal setiap langit itu lima ratus tahun perjalanan.”[HR. Thabrani]

Dari Abu Huraihah Radliyallaahu 'anhu:”Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bertanya:”Tahukah kalian berapa jarak antara langit dengan bumi?” Para sahabat berkata:’Kami tidak mengetahuinya.”Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Jarak antara keduanya mungkin 71, 72 atau 73 tahun perjalanan.”

Dari sini Imam Ahmad rahimahullah berkata:”Jarak antara bumi paling atas dan langit dunia adalah perjalanan lima ratus tahun, dan antara satu langit dengan langit lainnya adalah perjalanan lima ratus tahun.”

Syaikh Shiddiq Hasan Khon rahimahullah berkata:”Dalil-dalil yang shahih telah menunjukkan bahwa Allah ta’ala menciptakan tujuh langit sebagiannya di atas sebagian lainnya, juga menciptakan tujuh bumi yang paling atas dengan langit dunia adalah perjalanan lima ratus tahun, dan antara satu langit dengan langit lainnya adalah perjalanan lima ratus tahun.”

Dan harus dipahami bahwa perjalanan yang dikenal pada zaman Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam adalah perjalanan dengan unta. Oleh karena itu, kalu dihitung jarak antara langit dan bumi, maka harus berdasarkan perjalanan unta, bukan dengan kendaraan lainnya.

Berkata Ibnu Qoyim rahimahullah:”Adapun perbedaan jarak antara hadits Abbas Radliyallaahu 'anhu dengan Abu Huraihah Radliyallaahu 'anhu, kedua hadits ini saling membenarkan, karena jarak itu bisa berbeda tergantung cara perjalanannya, perjalanan pos dengan kuda misalkan bisa lebih cepat tujuh kali ila dibandingkan dengan yang menggunakan unta. Ini adalaha suatu yang diketahui bersama berdasar pada realita yang ada. Jarak yang bisa ditempuh oleh kuda dalam tiga hari. Maka saat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menentukannya dengan 70 tahun, maka maksudnya adalah perjalanan cepat dengan kuda sedangkan yang ditentukan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dengan lima ratus tahun perjalanan maka ini adalah perjalanan unta.”

Berkata Imam Dzahabi rahimahullah:”Tidak ada pertentangan di antara dua hadits ini, karena lima ratus tahun itu dengan perjalanan unta, adapun yang tujuh puluh tahun lebih maka itu menggunakan kuda.”

Oleh karena itu, Syaikh al-Utsaimin rahimahullah berkata:”Apabila telah shahih sebuah hadits dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, maka kita harus membuang semua yang menentangnya.”

Jadi, sekarang sudah jelas bahwa pendapat yang mereka nyatakan itu, bahwa jarak bumi dan matahari sejauh 150 juta km, dan pendapat bathil lainnya, maka itu semua kebohongan yang besar, yang tidak bisa dijadikan dasar ilmu.
Sudah seharusnya kita sebagai umat Muslimin merujuk pada perkataan Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam serta para sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in dalam hal ini, karena sudah ada hadits-hadits yang menyatakannya secara jelas.

Tidak ada komentar: