Minggu, 21 Maret 2010

Nalar Pembelajaran Efektif

Nalar Pembelajaran Efektif
Bagikan
02 Maret 2010 jam 18:49 | Sunting Catatan | Hapus
Nalar Pembelajaran Efektif
Selasa, 24 Februari 2009 10:14:18 - oleh : redaksi - dilihat 948
Yang tidak berpendidikan di abad kedua puluh satu bukanlah mereka yang tak dapat menulis dan membaca melainkan mereka yang tak dapat belajar melupakan pembelajaran dan belajar lagi, papar Alvin Toffler. Belajar adalah inti dari pendidikan. Barang siapa tidak mau belajar maka ia belum berpendidikan Pendidikan akan kehilangan ruhnya jika peserta didik tidak mau melakukan kerja belajar. Sehingga pendidikan dan belajar adalah tunggal. Satu dengan yang lain saling terkait dan amat menetukan dalam pengembangan potensi yang ada dalam diri manusia. Belajar adalah proses mengawali terjadinya perubahan. Untuk itu dalam menyelenggarakan pendidikan yang baik, hal paling utama yang harus ditaburkan pendidik kepada peserta didik adalah bagaimana pesera didik itu bisa berziarah menyelami kandungan pendidikan
Setiap peserta didik mempunyai keadaan berbeda (individual difference) pada setiap kelahirannya. Keadaan yang berbeda itu mempunyai pengaruh terhadap minat (interest), kemampuan (ability), kesenangan (preference), pengalaman (experience), dan cara belajar (learning style) antara satu dengan yang lain. Tugas pendidik tak lain adalah mengelola keperbedaan itu menjadi sebuah simfoni kekuatan yang mampu menggugah peserta didik untuk mewujudkannya dalam realitas sosial melalui medium belajar. Jadi pada hakekatnya belajar adalah jembatan antara potensi dan kinestetik peserta didik.
Belajar mengajar merupakan proses yang sangat penting dalam pendidikan. Bahkan tidak jarang hasil akhir dari pendidikan ditentukan keberhasilan proses belajar mengajar ini. Hal ini membawa implikasi bagi pendidik agar memiliki kemampuan dalam hal proses belajar mengajar. Untuk mendukung proses tersebut, pendidik harus mempelajari teori-teori tentang belajar. Dengan mempelajari teori-teori belajar ini, pendidik akan memahami hakikat belajar menurut berbagai aliran. Untuk selanjutnya , teori-teori tersebut dapat digunakan sebagai kerangka dalam melaksankan proses belajar mengajar (h. 7).
Oleh karenanya, pembelajaran yang efektif sesungguhnya adalah persoalan pemberian metode yang tepat dan efektif kepada peserta didik. Untuk itu, pendidik seharunya menganut paradigma ‘pembelajaran’ bukan ‘pengajaran’. Penekanannya terletak pada bagaimana peserta didik memahami tentang bagaimana “proses” pendidikan itu dipelajari, dimaknai dan diterapkan terutama di dalam dan di luar kelas. Konsepsi Pembelajaran yang baik seperti itu pada gilirannya, mampu menciptakan proses penanaman kemampuan dasar (competency-based) pada peserta didik. Persfektif tentang pembelajaran berpengaruh terhadap bagaimana peserta didik mampu menangkap nilai dan muatan pendidikan dalam berbagai konteks kehidupan yang beragam.
Buku ini mengantarkan kita kepada berbagai akses pembelajaran yang cocok dengan keragaman potensi peserta didik. Dengan menggelar pembelajaran yang baik, potensi yang terdapat dalam diri peserta didik dapat terpancarkan dengan lebih cepat sehingga waktu pembelajaran menjadi efektif dan efisien. Fokus buku ini lebih ditujukan kepada bagaimana seseorang terutama peserta didik dapat berselancar dalam samudera pendidikan. Kebutuhan akan penciptaan pembelajaran dalam bidang pendidikan yang terus ada sepanjang waktu menjadi dasar dari penulisan buku ini, yang meskipun dihadirkan secara simple namun cukup mampu mendiskripsikan berbagai teori-teori fundamental khususnya dalam pembelajaran pendidikan

Tidak ada komentar: