Rabu, 24 Maret 2010

Mengembangkan Pikiran

KENAPA BERPIKIR?

Dalam belajar Tao (), selain membina jiwa dan raga yang sehat dan kuat, maka untuk mencapai kemajuan kita juga dituntut untuk selalu menyehatkan dan mencerdaskan pikiran kita. Hal ini disadari karena sebagai insan yang mempunyai kemampuan berpikir, justru pikiranlah yang lebih sering menjadi penghambat utama kita dalam belajar Tao (kalau tidak sehat tentunya).

Pikiran memang dibutuhkan dalam kehidupan untuk selalu mengatur serta mengontrol mekanisme berperan dan bersikap dalam diri kita. Akan tetapi yang kemudian menjadi permasalahan adalah karena dalam belajar Tao untuk menuju kesempurnaan, salah satu hal utama yang juga harus dilakukan adalah mengembangkan jiwa / sukma kita.

Nah, bagian inilah yang biasanya kemudian menjadi proses yang tersulit (bahkan seakan-akan tidak mungkin), penyebabnya yang paling umum adalah karena berbenturan dengan kekuatan pikiran kita. Pada kasus yang lebih ekstrem dimana kemampuan berpikir seseorang begitu dominannya sehingga ia bahkan tidak bisa menyadari keberadaan "Akunya".

Jika demikian lalu bagaimana kita bisa dengan jelas serta benar dalam mengenal dan mengerti keberadaan jiwa kita sendiri, yang sering diistilahkan "AKU yang ASLI" atau "AKU Sejati". Sedang kalau "AKU Sejati" nya saja belum dapat dikenali dan dimengerti, lalu bagaimana mau dikembangkan (baca: dilatih) ?

Oke, stop dulu disini, kesimpulannya adalah ternyata pikiran itu bisa menjadi penghambat juga khan!

Lalu apakah pikiran itu hanya semata-mata menjadi penghalang untuk mempersulit kita dalam mengejar Tao () ?

Apakah untuk mendapatkan Tao () itu justru pikiran harus dihilangkan sama sekali?

Jika demikian, lalu kenapa dalam belajar Tao kita dianjurkan (bahkan diwajibkan) harus selalu Wu?

Bukankah hal-hal tersebut bertentangan?

Tentu saja bukan seperti begitu, karena keberadaan pikiran justru menjadi kunci bagi manusia untuk mencapai suatu tingkat "Kesadaran" (Wu) yang lebih tinggi, yang mana kemudian menjadi akar tercipta dan berkembangnya "Moralitas" yang tinggi pula, dimana sampai level tertinggi kemudian dapat dikatakan telah mencapai Tao-nya.

Mudah-mudahan penjelasan singkat diatas dapat sedikit lebih memperjelas arti penting dari keberadaan pikiran (tentunya dalam sudut pandang yang positif).

Kalau hal ini dapat disepakati bersama maka keberadaan pikiran itu sudah jelas pentingnya, dan tentunya masalah kualitas pikiran serta kemampuan berpikir itu sendiri mempunyai peranan dan arti yang besar dan menentukan.

Oleh karenanya sudah sewajibnya harus ada usaha untuk selalu mengembangkan pikiran yang ada. Selanjutnya barulah kita mulai masuk pada permasalahan proses pengembangan pikirannya.


PENGEMBANGAN PIKIRAN

Sebenarnya pada setiap kesempatan dalam kehidupan ini, pikiran selalu berkembang. Yang jadi permasalahan dan yang akan dibahas disini secara spesifik adalah pengembangan pikiran yang terarah (positif) serta luas (comprehensive), utuh dan menyatu (terintegrasi).

Walaupun sulit untuk memberikan contohnya, tetapi sebagai gambaran singkat bahwa seseorang (Taoyu) yang berpikiran positif, comprehensive dan terintegrasi ini dapat dinilai dari kemampuannya dalam menyikapi berbagai permasalahan dengan tepat dan akurat, memperlihatkan sikap dewasa, kearifan dan obyektifitas yang tinggi dalam bersikap dan membuat keputusan atau menjawab persoalan-persoalan sehingga orang lain menganggap dan menilainya bijaksana.

Tentunya sikap dan pola berpikir yang seperti ini (yang bijaksana) tidak bisa hanya semata-mata mengandalkan kecerdasan dan kecepatan berpikir secara rasional saja, akan tetapi sudah merupakan satu kesatuan dari sikap dan pola berpikir, wawasan dari segala aspek yang ada, kematangan mental dan emosional dan segala hal yang terkait secara berimbang.

Untuk memiliki kemampuan berpikir dan bersikap seperti itu, ada dua hal yang berperan besar dan menjadi faktor penentu kualitas akhirnya, yaitu:

* Faktor bawaan / bakat, dan
* Faktor pendidikan (dalam pengertian luas).

Saya tidak ingin membahas panjang mengenai permasalahan faktor bawaan / bakat disini, secara singkat saya cuma bisa katakan bahwa:

"Buah apel yang baik tidak mungkin berasal dari pohon apel yang kering dan sakit".

Menurut saya, mengerti "Siapa kita sebenarnya?", memang memiliki peran penting tersendiri sebagai pijakan kita untuk bersikap dan berpikir kedepan.

Akan tetapi hal tersebut hanya akan dapat tercapai dengan sendirinya jika kita telah memiliki kesadaran yang baik dan tinggi.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya lebih cenderung berpendapat bahwa faktor kedua yaitu pendidikanlah yang harus lebih kita utamakan dan dijadikan fokus perhatian karena hanya jalan inilah yang dapat lebih diandalkan untuk mengembangkan pikiran menjadi lebih baik sampai menyatu dalam sikap, sehingga baru menjadi suatu tingkat kesadaran.

Proses pendidikan itu sendiri bisa ditempuh melalui dua cara dalam lingkungan yang berbeda, yaitu:

1. Pendidikan Formal

Yang dimaksud dengan pendidikan formal adalah proses pendidikan dengan cara dan dalam lingkungan sekolah.

Pendidikan formal sangat memegang peranan penting dalam proses mengembangkan pikiran seseorang, sehingga karena itu pula seorang Taoyupun diharapkan berpendidikan yang tinggi.

Adapun alasannya adalah karena pendidikan disekolah:
* Membentuk dasar atau pondasi cara-cara / pola berpikir yang sistematis dan konseptual secara konsisten dan terarah.
* Mengajarkan banyak disiplin ilmu dengan berbagai teori-teori dan ilmu pengetahuan yang ada sehingga wawasan dan pengetahuan menjadi banyak dan luas.
* Melatih dan menanamkan sikap mental dan emosional yang matang, dewasa dan mandiri. Sehingga biasanya seorang yang berpendidikan tinggi lebih dapat mengendalikan sikap dan emosinya secara baik.
* Menanamkan disiplin belajar yang sangat tinggi, sehingga seseorang yang berpendidikan akan lebih terbiasa untuk belajar dan belajar lagi.
Dalam ruang lingkup bahwa pendidikan formal ini sangat penting, pernah ada perdebatan sebagai berikut:

Debat : Ada pepatah " Pengalaman adalah guru yang terbaik ", apakah Anda setuju?
Jawab : Oh..., tentu saya setuju sekali!
Debat : Jika demikian maka sekolah itu sebenarnya tidak penting bahkan hanya membuang waktu dan biaya, yang paling penting adalah praktek dan pengalaman! Bukankah demikian?
Jawab : ..........

Bagaimana jawaban anda?

Pendidikan formal memang penting, tetapi tentunya bisa disadari bahwa sekolahpun bukan satu-satunya tempat untuk mendapatkan pendidikan, selain itu pendidikan formal yang ada itupun harus disadari bukan sebagai hal yang paling mutlak sekali. Masih banyak hal yang tidak bisa didapatkan hanya dari pendidikan formal saja dan banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi sikap mental dan cara / pola berpikir seorang individu diluar sekolah.

2. Pendidikan Non-formal

Ini adalah segala pendidikan yang didapat diluar pendidikan formal. Dapat dikatakan bahwa kehidupan didalam masyarakatlah (termasuk keluarga) yang merupakan bangku sekolah dari pendidikan non-formal ini.

Oleh karenanya pendidikan non-formal ini bersifat tak terbatas dan biasanya cenderung bersifat hal-hal yang praktis.

Di dalam masyarakat inilah seseorang menjalani kehidupan yang sebenarnya, terjun dan mempraktekkan segala kemampuan berpikir, bersikap dan bersosialisasi secara nyata dalam lingkungannya.

Disini pula seseorang akan mendapatkan pendidikan dalam sangat banyak hal serta pengalaman pribadi dan akan lebih melengkapi dirinya dari apa yang tidak didapatkan dari bangku sekolahnya.

Perjalanan pendidikan disini adalah seumur hidup di dalam perkembangan segala keadaan dan jaman yang selalu berubah setiap saat. Dalam kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat ini, kesempatan untuk belajar (termasuk juga belajar Tao) selalu terbuka setiap saat.


PENUTUP

Nah, jika kita sependapat ingin terus maju termasuk juga dalam kaitannya Siu Tao ( ), maka faktor pengembangan pikiran yang telah kita sepakati sebelumnya sebagai salah satu bagian terpenting, juga mau tidak mau harus diperhatikan.

Didalam hal ini yang paling penting adalah adanya: Semangat untuk terus belajar!!

Sekali saja kita merasa sudah penuh / paling pandai maka hilanglah sudah banyak kesempatan untuk belajar.

Akhirnya prinsip "KOSONG" yang justru akan menolong kita untuk maju terus

Tidak ada komentar: